Resume Jurnal The Relationship Brtween Organizational Climate and Employee Perceptions of Involvement (The Importance of Support) By : Mark A. Shadur, Rene Kienzle dan John J. Rodwell
Oleh :
Mutiara Rahmadini Setya Lestari
FISIP UB - ILMU KOMUNIKASI (PUBLIC RELATIONS)
Keterlibatan
karyawan telah lama dilihat sebagai sesuatu aspek yang penting dalam kehidupan
berorganisasi dan sebuah kunci untuk menaikan keberhasilan keefektifan
organisasi dan persepsi positif karyawan. Karyawan dalam bekerja membutuhkan
sebuah informasi dan interaksi baik vertikal maupun horizontal. Ketika karyawan
terlibat dalam pengambilan keputusan, maka karyawan dengan mudah menyelesaikan
pekerjaannya karena mereka merasa pengambilan keputusan tersebut juga merupakan
campur tangannya. Jika karyawan tidak diberikan kecukupan informasi dan dalam
pekerjaan tidak ada interaksi dengan karyawan lain maka hal ini akan
mengakibatkan karyawan tidak mendapatkan hasil pekerjaan yang memuaskan.
Iklim
organisasi membanntu untuk menyusun irama dalam organisasi dan dapat bekerja
untuk memfasilitasi atau bahkan merusak keterlibatan karyawan. Maka iklim
perusahaan berpengaruh terhadap keterlibatan karyawan dalam pengambilan
keputusan. Terdapat elemen pokok dalam keterlibatan, yaitu : partisipasi dalam
pembuatan keputusan, kerja tim dan komunikasi. Kemudian juga terdapat 3 elemen
dalam iklim organisasi, yaitu: birokrasi, inovatif dan dimensi dukungan dalam
iklim yang nanti akan dijelaskan satu per satu. Iklim organisasi menurut
Reichers & Schneider dalam (Shadur, 1999) adalah pembagian
persepsi dalam kebijakan, praktek dan prosedur baik formal dan informal dalam
sebuah organisasi. Penelitian iklim biasanya dapat diukur menggunakan teknik
kuantitatif. Iklim juga dapat dikarakteristikkan sebagai manifestasi dari
budaya.
Lawler dalam (Shadur, 1999) menggunakan terminologi partisipasi dan
keterlibatan hampir dapat dipertukarkan. Partisipasi menurut Lawler menunjuk
pada partisipasi sebagai kepemilikan 4 elemen kekuasaan, informasi, pengetahuan
dan penghargaan. Kemudian dalam (Shadur, 1999) Glew juga
mendefinisikan partisipasi termasuk dalam pengaruh pembagian, keikutsertaan
dalam pembuatan keputusan dan tingkat karyawan dalam keterlibatan pengambilan
keputusan. Terdapat 3 tipe keterlibatan yang dipresentasikan oleh Bowen &
Lawler, yaitu keterlibatan sugesti, keterlibatan tugas dan keterlibatan tinggi.
a.
Keterlibatan
sugesti pada dasarnya terpaku pada komunikasi. Keterlibatan sugesti terdiri
atas mekanisme yang mendorong karyawan untuk berkontribusi mengenai ide.
b.
Keterlibatan
Tugas (job involvement) termasuk kerja tim dan peningkatan produktivitas untuk
menemukan jalan terbaik dalam organisasi dan mengerjakan tugas
c.
Keterlibatan
tinggi merupakan keterlibatan yang melebihi aktivitas partisipasi yang biasanya
termasuk dalam hubungan manusia dan sumber daya manusia. Pada keterlibatan
tinggi karyawan dapat dipercaya untuk membuat membuat keputusan penting tentang
aktifitas kerja, dapat mengembangkan pengetahuan untuk membuat keputusan
penting tentang manajemen dalam aktifitas kerja mereka.
Pada
3 tipe keterlibatan tersebut, keterlibatan tinggi merupakan keterlibatan yang
melebihi 2 tipe keterlibatan sebelumnya. Dalam keterlibatan tinggi diasumsikan
bahwa keputusan yang baik merupakan keputusan yang diambil berdasarkan
partisipasi dari karyawan rendah. Hal ini dikarenakan karyawan rendah dapat
mengukur apa yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah. dan
mengingatkan untuk lebih dekat dengan kostumer.Terdapat 3 faktor dalam
keterlibatan karyawan, yaitu komunikasi, kerja tim dan partisipasi dalam
pembuatan keputusan. Iklim organisasi merupakan indikator level dangkal dalam
kedalaman, melebihi pelekatan budaya organisasi.
Faktor
kesuksesan keterlibatan karyawan meliputi komunikasi, kerja tim dan partisipasi
dalam pembuatan keputusan yang menyatu dalam konteks organisasi. Iklim
organisasi merupakan bagian kunci dalam konteks organisasi dan ini mungkin
tidak banyak program keterlibatan karyawan yang efektif dalam iklim yang tidak
kondusif atau cocok untuk dipertemukan dengan syarat dalam keterangan program
keterlibatan. Wallach dalam (Shadur, 1999) mendefinisikan iklim yang mendukung
sebagai nilai kebersamaan meliputi harmoni, keterbukaan, persahabatan,
kolaborasi, dorongan, keramahan, kebebasan personal dan kepercayaan.. Hasil
penelitian mengatakan bahwa dukungan karyawan dari organisasi merupakan bagian
yang penting dalam pergaulan organisasi. Dukungan organisasi meliputi keramahan
organisasi dan kesan management merupakan prediktor kuat dalam kebiasasaan
karyawan. Iklim yang mendukung akan meningkatkan kerja tim dan komunikasi oleh
pembuatan suasana perusahaan dan keterbukaan. Sehingga iklim organisasi yang mendukung memiliki hubungan positif untuk persepsi
dalam partisipasi karyawan dalam pembuatan keputusan, kerja tim dan komunikasi.
Iklim
inovatif didefinisikan Wallach dalam (Shadur, 1999) sebagai pengambilan resiko, orientasi
hasil, kreatif, tekanan, stimulasi, tantangan, giat dan penyetiran. Organisasi
yang inovatif dapat dikarakteristikkan oleh sistem organisasi organik yang
melibatkan kerja tim, cabang komunikasi dan pengaburan dari batasan-batasan
tugas untuk memfasilitasi interaksi partisipasi orang-orang dalam mengerjakan
tugas. Namun terjadi kontras pendapat oleh Scott & Bruce bahwa iklim yang
inovatif berhubungan positif pada inovasi individu. Pendapat ini menemukan
bahwa tidak ada keterkaitan antara kualitas pertukaran antara anggota tim dan
persepsi iklim sebagai inovasi yang mendukung. Dalam jurnal ini, iklim inovatif
berbentuk pemfasilitasan partisipasi dalam pengambilan keputusan, kerja tim dan
komunikasi.
Iklim
birokrasi didefinisikan sebagai prosedural, hierarkis, struktur, perintah,
regulasi, ketetapan, perhatian dan orientasi kekuasaan. Prosedur birokrasi
tidak selalu melukai keterlibatan karyawan, justru dapat membangun fasilitas
partisipasi dalam pembuatan keputusan, komunikasi dan kerja tim. Terdapat 2
tipe dalam birokrasi yaitu koersif dan enabling. Iklim birokrasi koersif,
mencekik atau menahan kreatifitas karyawan, tetapi sebaliknya dengan iklim
birokrasi enabling. Dalam jurnal ini berpendapat bahwa iklim birokrasi
organisasi memiliki hubungan negatif dengan persepsi dalam partisipasi dalam
pembutan keputusan, kerja tim dan komunikasi
Dukungan
menunjukkan sebagai elemen kunci dalam iklim organisasi ketika pengujian
persepsi karyawan dalam komunikasi. Hanya
dukungan dan komitmen secara signifikan memprediksi persepsi karyawan
dalam komunikasi. Kecenderungan atitude dalam komitmen dan keberhasilan tugas
yang memiliki hubungan kuat dengan kerja tim dibanding iklim inovatif. Atitude
karyawan merupakan prediktor penting dalam persepsi keterlibatan karyawan. Komitmen
diidentifikasikan sebagai atitude karyawan yang kompleks. Sehingga terdapat 3
komponen dalam komitmen organisasi, yaitu afektif, continuance, dan normatif
Opmerkings
Plaas 'n opmerking