Nama, Pentingkah?



Pepatah pernah mengatakan “ Apalah arti sebuah nama? “, sebuah pepatah yang diambil dari cuplikan dialog dalam novel romantis “Romeo dan Julliet” karya William Shakespeare. Dalam dialog tersebut Julliet mengatakan bahwa nama tidak akan mengubah siapa dirinya, apalah arti sebuah nama apabila nama itu menimbulkan perselisihan. Memang, ketika itu perbedaan nama belakang pada Romeo dan Julliet merupakan hambatan untuk mereka bersatu. Maka dari itu mereka berpendapat bahwa apalah arti sebuah nama apabila perbedaan nama tersebut membuat satu sama lain saling terpecah belah. Sebenarnya, pepatah itu memiliki arti positif apabila digunakan dalam konteks di atas. Mengapa? Karena maknanya diartikan bahwa nama tidak dibutuhkan dalam proses penyatuan satu sama lain. Namun, berbeda lagi ketika kita mengartikan apabila nama tidak difungsikan dalam kehidupan dan pemberian nama pun hanya sekadar asal-asalan. Memang, pepatah dari cuplikan novel asal Italia tersebut mengundang penafsiran yang cukup beragam dan semua orang pun berhak menafsirkan makna dari pepatah tersebut.
Kembali lagi pada topik tentang arti sebuah nama. Ternyata setelah ditelisik kembali nama merupakan hal yang penting dan memiliki arti untuk setiap orang. Pada dasarnya, nama merupakan sebuah identitas seseorang, simbol atau sebuah pembeda antara orang satu dengan yang lainya. Menurut sudut pandang islam, sebuah nama menjadi penting karena pemberian nama setelah kelahiran sang bayi merupakan hal yang diajarkan Rasulullah dan dengan nama itulah seseorang akan dipanggil ketika hari kiamat kelak. Memberikan sebuah nama juga tidak hanya sekadar memberi nama, Rasulullah bersabda  Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian . Mengapa pemberian nama harus baik? Karena nama adalah sebuah doa, nama adalah sebuah pengharapan di masa depan serta pengharapan wujud karakter, sifat dan akhlak yang dimiliki seseorang nantinya. Dengan nama pula cerminan diri seseorang akan terpancar dari  makna nama tersebut. Sebenarnya, nama yang baik bukanlah nama yang indah ketika dibaca, bukan pula nama yang berkiblat pada nama kebarat-baratan, melainkan nama tersebut memiliki makna yang terselip di dalamnya tentang pengharapan dan doa.
            Berbicara mengenai makna sebuah nama, terdapat sedikit cerita mengenai makna nama saya sendiri. Nama saya adalah Mutiara Rahmadini Setya Lestari, nama yang diberikan orangtua kepada saya setelah beliau memilih diantara pilihan nama yang beliau buat. Seperti pemberiaan nama pada bayi perempuan pada umumnya, pasti terdapat makna “indah” atau “cantik” pada nama tersebut. Mutiara, merupakan sebuah permata ataupun sebuah benda berharga yang identik dengan kata cantik, mewah dan mahal. Mutiara merupakan keindahan yang tersembunyi dibawah laut sehingga untuk mendapatkanya perlu proses yang rumit dan perjuangan yang keras. Rahmadini, merupakan penggabungan dua kata antara “rahma” dan “dini”. Rahma, berarti anugerah yang diberikan Allah SWT kepada kedua orangtua saya dan Dini, memiliki makna awal atau pagi. Setya, diambil dari seseorang wanita cantik yang melahirkan saya ke dunia ini yang berarti sejahtera atau setia. Lestari, bermakna kekal, abadi atau tidak berubah. Dari penjelasan makna nama saya kata demi kata tersebut sudah dapat ditebak apa maksud dan tujuan orangtua saya memberikan nama yang begitu panjang menurut saya. Jadi artinya adalah, sebuah karunia dan anugerah dari Allah SWT pada pagi hari berupa permata berharga yang cantik yang diharapkan dapat setia dan sejahtera serta tetap menjaga keindahanya agar tetap abadi. Bersyukurlah saya karena doa dan pengharapan baik telah diberikan. Begitu pentingnya nama, begitu berarti pula karena apa yang ada di dalam nama terkandung makna yang mulia bagi kita. Nama adalah sebuah doa dan percayalah doa akan dikabulkan oleh yang maha kuasa.


Pepatah pernah mengatakan “ Apalah arti sebuah nama? “, sebuah pepatah yang diambil dari cuplikan dialog dalam novel romantis “Romeo dan Julliet” karya William Shakespeare. Dalam dialog tersebut Julliet mengatakan bahwa nama tidak akan mengubah siapa dirinya, apalah arti sebuah nama apabila nama itu menimbulkan perselisihan. Memang, ketika itu perbedaan nama belakang pada Romeo dan Julliet merupakan hambatan untuk mereka bersatu. Maka dari itu mereka berpendapat bahwa apalah arti sebuah nama apabila perbedaan nama tersebut membuat satu sama lain saling terpecah belah. Sebenarnya, pepatah itu memiliki arti positif apabila digunakan dalam konteks di atas. Mengapa? Karena maknanya diartikan bahwa nama tidak dibutuhkan dalam proses penyatuan satu sama lain. Namun, berbeda lagi ketika kita mengartikan apabila nama tidak difungsikan dalam kehidupan dan pemberian nama pun hanya sekadar asal-asalan. Memang, pepatah dari cuplikan novel asal Italia tersebut mengundang penafsiran yang cukup beragam dan semua orang pun berhak menafsirkan makna dari pepatah tersebut.
Kembali lagi pada topik tentang arti sebuah nama. Ternyata setelah ditelisik kembali nama merupakan hal yang penting dan memiliki arti untuk setiap orang. Pada dasarnya, nama merupakan sebuah identitas seseorang, simbol atau sebuah pembeda antara orang satu dengan yang lainya. Menurut sudut pandang islam, sebuah nama menjadi penting karena pemberian nama setelah kelahiran sang bayi merupakan hal yang diajarkan Rasulullah dan dengan nama itulah seseorang akan dipanggil ketika hari kiamat kelak. Memberikan sebuah nama juga tidak hanya sekadar memberi nama, Rasulullah bersabda  Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka baguskanlah nama-nama kalian . Mengapa pemberian nama harus baik? Karena nama adalah sebuah doa, nama adalah sebuah pengharapan di masa depan serta pengharapan wujud karakter, sifat dan akhlak yang dimiliki seseorang nantinya. Dengan nama pula cerminan diri seseorang akan terpancar dari  makna nama tersebut. Sebenarnya, nama yang baik bukanlah nama yang indah ketika dibaca, bukan pula nama yang berkiblat pada nama kebarat-baratan, melainkan nama tersebut memiliki makna yang terselip di dalamnya tentang pengharapan dan doa.
            Berbicara mengenai makna sebuah nama, terdapat sedikit cerita mengenai makna nama saya sendiri. Nama saya adalah Mutiara Rahmadini Setya Lestari, nama yang diberikan orangtua kepada saya setelah beliau memilih diantara pilihan nama yang beliau buat. Seperti pemberiaan nama pada bayi perempuan pada umumnya, pasti terdapat makna “indah” atau “cantik” pada nama tersebut. Mutiara, merupakan sebuah permata ataupun sebuah benda berharga yang identik dengan kata cantik, mewah dan mahal. Mutiara merupakan keindahan yang tersembunyi dibawah laut sehingga untuk mendapatkanya perlu proses yang rumit dan perjuangan yang keras. Rahmadini, merupakan penggabungan dua kata antara “rahma” dan “dini”. Rahma, berarti anugerah yang diberikan Allah SWT kepada kedua orangtua saya dan Dini, memiliki makna awal atau pagi. Setya, diambil dari seseorang wanita cantik yang melahirkan saya ke dunia ini yang berarti sejahtera atau setia. Lestari, bermakna kekal, abadi atau tidak berubah. Dari penjelasan makna nama saya kata demi kata tersebut sudah dapat ditebak apa maksud dan tujuan orangtua saya memberikan nama yang begitu panjang menurut saya. Jadi artinya adalah, sebuah karunia dan anugerah dari Allah SWT pada pagi hari berupa permata berharga yang cantik yang diharapkan dapat setia dan sejahtera serta tetap menjaga keindahanya agar tetap abadi. Bersyukurlah saya karena doa dan pengharapan baik telah diberikan. Begitu pentingnya nama, begitu berarti pula karena apa yang ada di dalam nama terkandung makna yang mulia bagi kita. Nama adalah sebuah doa dan percayalah doa akan dikabulkan oleh yang maha kuasa.

Opmerkings

Gewilde plasings van hierdie blog

SEJARAH DAN PEMIKIRAN NEO MARXISME

TEORI EXCELLENCE DALAM PUBLIC RELATIONS (Studi kasus dalam penanganan krisis perusahaan PT Garuda Indonesia pasca peristiwa kecelakaan pesawaat Boeing 737-400 GA-200 di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta)

Review Jurnal Developing a Culturally-Relevant Public Relations Theory for Indonesia (Rachmat Kriyantono & Bernard Mackenna)